Thursday 10 September 2015

Karena Rindu Pierre Tendean

49


Hi,
Terimakasih sudah mampir ke blog saya. Bisa jadi kebetulan juga mampirnya atau sengaja, tapi kali ini yang akan saya bahas (lagi-lagi) tentang Pierre Tendean. Wah, jangan bosan ya main ke blog saya, semoga bermanfaat saja, ya :)

Karena rasa rindu saya pada Kapten Pierre Tendean, alhasil saya kembali mengingat-ingat koleksi foto Pak Pierre yang masih tersimpan baik di rumah Ibu Mietzi. Foto-foto masa kecil, foto remaja, foto saat menjadi taruna, foto bersama keluarga, serta foto saat Pak Pierre duduk bersanding dengan pujaan hati di tepi Danau Toba.


Saya teringat saat Bu Mietzi bercerita tentang sebuah foto yang diambil saat Pak Pierre dan keluarga sedang berlibur di sebuah pantai di daerah Cilincing saat Pak Pierre masih duduk di bangku SMP. " Saya ingat betul waktu itu kami sedang guyon (bercanda), katanya 'Iki lho dadaku, ndi dadamu? (Ini Lho dada saya, mana dada kamu?)',", kata Ibu Mietzi sambil menirukan gaya Pak Pierre kala itu.

Ibu Mietzi juga menceritakan jaket yang terakhir digunakan oleh Pak Pierre di malam tragis itu. "Jaket yang Pierre pakai itu sama dengan punya saya yang dibelikan kembar oleh Pierre. Pierre warna biru, saya warna merah bata. Di bagian kerahnya ada bulu-bulu. Saya ingat betul jaket itu, Pierre senang sekali memakainya dan saya disuruh memakainya juga, sampai saya bilang 'Pierre Pierre, panas-panas kok pake jaket segala.'. Tapi Pierre suka sekali dengan jaket tersebut.", kenangnya.

Kakak dari Pierre Tendean tersebut juga bercerita bahwa Pierre suka sekali berkuda, bermain tenis, juga voli. Beliau juga menceritakan bahwa Pierre sering membelikan baju yang sama antara Pierre dan dirinya. Kemanapun Pierre melakukan perjalanan tugas, Pierre selalu mengirimkan foto dan kabar untuknya. Bu Mietzi juga suka sekali mendatangi acara-acara di sekolah Pierre ataupun saat Pierre menjadi taruna. "Saya suka lihat Pierre dadah-dadah ke arah saya saat dia bersama teman-temannya. Dia terlihat bahagia sekali jadi tentara.", lanjutnya.

Pada saat Pierre Tendean tinggal di Semarang, beliau juga suka bermain layang-layang. Bahkan beliau juga membuat benang layangannya sendiri. "Kata Ibu (Roos), Oom Pierre suka membuat benang layang-layang sendiri, lalu dijemur di halaman depan rumah. Biasanya halaman depan rumah akan penuh dengan jemuran benang milik Oom Pierre jika musim layang-layang.", cerita keponakan beliau yang tak lain adalah putra dari Ibu Roos.

Diceritakannya Pierre juga sempat menghadang rombongan konvoi liar saat di Semarang, kala itu Pierre terlibat dalam perkelahian dengan anggota konvoi yang menyebabkan ada bekas luka sayat di lengan Pierre Tendean. Tapi kurang paham juga tangan sebelah mana yang mempunyai tanda tersebut.

Suatu hari keponakan dari Pierre Tendean tersebut sempat penasaran dengan jam tangan yang disimpan oleh pihak keluarga. Jam tangan tersebut adalah jam yang terakhir kali ditemukan bersama dengan jenazahnya. Karena jam tersebut sudah ikut terkubur dan sudah tidak dipakai sangat lama, maka jam tersebut mati. Diam-diam oleh keponakan beliau jam tersebut dicoba-coba barangkali masih bisa hidup dan digunakan. "Saya sempat kena marah ibu karena mengubah waktu di jam tangan tersebut, karena ibu bilang jam itu mati bersamaan dengan dikuburkannya beliau". kenang sang keponakan. " Yaaa, namanya juga penasaran ya. Ibu saya marah sekali saat itu." sambungnya lagi.

Pierre Tendean juga memiliki sebuah Jeep. Suatu hari Pierre menjemput kakaknya dari Semarang di Bandara Kemayoran dengan menggunakan Jeep tersebut, ia datang bersama Ade Irma. Hari itu Ade Irma sambil menangis mendatangi Ibu Mietzi, Ade bilang Oom Pierre nakal karena tidak dibelikan es krim. Ternyata saat itu Ade Irma minta dibelikan es krim oleh Pierre Tendean, tapi karena jam istirahat toko, maka Ade belum jadi dibelikan es krim.
"Saya ingat betul Ade dibentak oleh Pierre sambil Ade terus merengek menangis. Kasian Ade. Pierre kok ya tega banget marahin Ade. Saya gak akan lupa itu.", cerita Bu Mietzi sambil melihat ke arah foto mereka berdua yang dipajang di salah satu sudut dinding rumahnya.

Bagi saya sungguh sepertinya banyak sekali cerita seru dari seorang Pierre Tendean. Saya tulis di sini karena saya tidak tau apa yang terjadi nanti jika saya lupa dengan semua kenangan yang pernah diceritakan dari keluarga Pierre Tendean. Tapi setidaknya, saya bisa membuka kembali tulisan ini jika saya rindu beliau.



Semoga memberikan manfaat yaa ..
Jika ada koreksi, saya mohon maaf dan tolong sampaikan melalui kolom komentar.
Salam hangat ;)








Thursday 6 August 2015

Memperpanjang SIM di Kota Bekasi

3


Memasuki bulan Agustus tahun ini saya agak-agak deg-degan. You know? Karena tahun ini 2 SIM saya habis masa berlakunya. Dan karena tahun ini saya merasa sudah sangat berumur, maka dengan segala ke-dag-dig-dug-an saya beranikan diri untuk mencari tahu bagaimana cara memperpanjang SIM sendiri tanpa bantuan calo ataupun petugas kepolisian di POLRES yang menawarkan bantuan.

Setengah niat dan takut, saya memberanikan diri datang ke POLRES METRO BEKASI sekitar pukul setengah sepuluh pagi. Selesai parkir-parkir manis di tempat parkir sekitar POLRES jangan heran jika banyak orang tak dikenal yang akan mengajukan pertanyaan tentang kehadiran kita ke tempat tersebut. Dengan tampang yang (sok) cihuy, saya melenggang ke arah pintu gerbang. Saat menanyakan petugas yang ada di sana, ia bertanya tentang keperluan saya dan (malah) menawarkan untuk membantu dengan proses cepat. Oh tidaaaak, saya langsung menolak cara pembodohan itu, karena sekali saya keenakan, maka akan berkali-kali saya bodoh dan malah banyak mengeluarkan uang dari yang semestinya.

Petugas yang saya temui tadi memberikan arahan untuk datang melalui samping gedung, Jadi masuk gang sebelah kiri gerbang besar tadi, di sana juga banyak petugas berdiri-diri dan jajaran tukang ojek atau apalah. Masuk gang, setelah beberapa ratus meter di sebelah kiri ada kantor dengan pagar setinggi orang dewasa berspanduk bertuliskan pembuatan SIM A dan C, lanjut saja sampai ujung gang dan masuk ke gerbang sebelah kiri. Tampaknya memang seperti bukan kantor, karena memang kondisi tanah nya belum beraspal dengan baik atau sudah rusak (saya kurang jelas). Masuk melalui pintu sebelah kiri untuk tes kesehatan, di sana akan ada ruang tunggu dengan segala kursinya. Di dekat pintu kecil, ada meja dengan kursi peris seperti bangku guru jaman dahulu (itu juga kalau kita seumuran :D). Masukkan ke dalam kotak yang tersedia 2 buah fotokopi KTP, untuk keperluan tes kesehatan.

Sesuai antrean, maka akan ada petugas yang memanggil nama kita. Karena saat itu saya ingin memperpanjang 2 SIM maka petugas meminta saya untuk menambahkan 2 buah fotokopi KTP lagi. Petugas hanya menanyakan tinggi badan dan berat badan, lalu di suruh masuk untuk tes kesehatan. Tes ini dikenakan biaya RP. 25.000,- dibayar langsung ke petugas kesehatan yang memberikan surat kesehatan. Sebenarnya tidak di tes seperti tes kesehatan pada umumnya, tapi santai saja karena pasti lulus :P

Selesai dari ruang tersebut, yang dituju selanjutnya adalah gedung yang tadi dilewati dengan pagar setinggi orang dewasa dan berspanduk pembuatan SIM. Berkas dari ruang tes kesehatan tadi tetap dipengang untuk proses selanjutnya. Di sana antre ke bagian asuransi, langsung bayar di loket asuransi Rp.30.000,-/asuransi. Selesai bayar asuransi, di sebelahnya ada loket BRI untuk proses pembayaran perpanjang SIM. Karena saya memperpanjang 2 SIM maka saya kena biaya Rp.155.000,- untuk SIM A Rp.80.000,- dan SIM C Rp.75.000,-, dan akan mendapatkan formulir untuk perpanjangan SIM.

Selanjutnya setelah melengkapi formulir, kita tukarkan formulir tersebut dengan nomer antri foto di loket perpanjangan. Sebenarnya tidak ada nomernya juga sih, hehe. Lalu kita masuk ke ruang foto. Ikuti antrean yang ada, dan kemudian tunggu sampai nama kita dipanggil untuk pengambilan SIM.
Tak lama saya duduk di ruang tunggu pengambilan SIM, nama saya sudah dipanggil. Ternyata 2 SIM saya sudah jadi dengan foto dan juga tanggal berlaku yang baru.

Yihaaa... akhirnya puas juga bisa membuat SIM dengan usaha sendiri dan yang perlu kalian tahu bahwa prosesnya CEPAT !!! Setelah sekitar 40 menit saya ikut proses ini itu dengan segala kocar-kacir ke pelbagai loket, akhirnya saya kembali lagi ke parkiran. Pukul 10.15 saya sudah berada di kendaraan saya lagi dan bersiap pulang.

Ini lebih cepat dari yang saya bayangkan, dan lebih murah jika dibandingkan dengan seberapa cepat "Bang Calo" jika membantu saya.
Untuk perpanjangan SIM A total Rp. 135.000,- dan untuk SIM C Rp.130.000,-. Jangan lupa untuk fotokopi KTP dulu ya sebelum ikut prosesnya :D
Selamat berjuang !!

Semoga membantu dan bermanfaat.
Salam hangat :)

Wednesday 22 July 2015

We Never Know What Will Happen

16

Kata-kata itu yang selalu terulang-ulang dari mulutnya. Walau usianya sudah hampir seabad, tapi pesona dan ingatannya tentang masa lalu masih memancarkan semangat yang tak redup.

Pagi itu setelah selesai segala urusan saya di kota tersebut, saya berniat untuk segera kembali ke Jakarta. Tapi seperti ada rasa penasaran ingin berjalan lebih jauh lagi mengingat jalanan pagi yang masih lenggang dan udara yang masih sejuk hangat. Berhubung Ramadhan dan sendirian, saya tak dapat berkuliner pagi di sana.

Tak sulit untuk sampai di tempat yang lama sudah ingin saya kunjungi.Ternyata ada dua orang warga yang dengan senang hati mengantarkan saya menemui empunya rumah, mereka juga sempat bercerita bahwa sering ada anak-anak atau orang dewasa main dan bertamu di rumah tersebut untuk bermain gamelan, menari, atau bercengkrama dengan si pemilik rumah. Senangnya diantar oleh orang yang sering datang ke rumah tersebut.

Setelah dibantu untuk mengetuk pintu pagar, tak lama keluarlah empunya rumah yang sudah sangat penasaran sekali ingin saya ketahui keadaannya. Ah, dia menyambut baik rupanya. Ibu Mitzie !!! Saya sempat tertegun melihat keadaannya yang benar-benar masih dalam keadaan segar bugar. Rambutnya hitam pendek, kulitnya putih khas Eropa parsial, matanya biru ke-abu-abuan, dan garis di wajahnya masih menyisakan pesona kecantikan yang beliau miliki sampai di usianya saat ini. Beliau menyapa dua orang yang mengantar saya dengan menggunakan Bahasa Jawa.

" Lho iki sopo iki? Kamu orang dari film itu , yaa?", beliau bertanya kepadaku. Saya jelaskan bahwa saya hanya ingin datang berkunjung melihat keadaan beliau dan bercerita tentang kerinduan pada adiknya, Pierre Tendean. Saya memperkenalkan diri dan bersenda gurau menggunakan Bahasa Jawa dengan Ibu Mitzie, gaya bahasanya santai dan tidak kaku. Seperti telah mengenal lama dengannya, lalu Ibu mempersilakan saya masuk untuk melihat-lihat halaman rumahnya.

Berkeliling di halaman rumahnya yang besar seperti kembali ke masa lampau, dengan latar bangunan khas Belanda dan rimbunnya pepohonan. Terdapat juga kolam ikan koi lengkap dengan air mancur. Setelah berkeliling, ibu masuk untuk berganti pakaian lalu menyambut saya di beranda depan rumahnya. Ibu Mitzi menjelaskan tentang bangunan rumahnya, Bangunan Belanda yang sudah menjadi cagar budaya, sering dijadikan tempat untuk pengambilan gambar atau film.

Saya tidak menyangka dapat sambutan begitu hangat dari beliau, walaupun saya tahu pasti bahwa ia tidak mengenal saya dengan baik, dan bahkan ini adalah kali pertama kami bertemu. Dari beranda saya dapat melihat banyak foto-foto dari Pierre Tendean terpajang di dinding rumahnya. Hal tersebut membuat saya tak sabar ingin segera masuk ke bagian dalam rumahnya.

Foto di dinding dalam rumah.

Foto di dinding dalam rumah.

Foto di dinding dalam rumah.


Ibu sangat bersemangat dalam bercerita, sepertinya beliau memang orang yang ramah terhadap siapapun. Setelah memasuki pintu rumahnya, beliau senang sekali menceritakan tentang foto-foto yang beliau pajang. Ungkapan kekaguman saya tak henti-henti terlontar saat memandang foto-foto yang masih dalam keadaan bagus. Berkali-kali ia bilang "Mesak ake, ya? ( kasian, ya), yah begitu.". Masuk ke dalam rumahnya seperti memasuki sebuah museum. Bangunan dengan langit-langit tinggi, pintu dan jendela khas bangunan tempo dulu, serta lantai marmer yang ia ceritakan didatangkan langsung dari Italia pada abad ke-18.


Bagian dalam rumahnya seperti sebuah lorong, di sebelah kanan ada pintu untuk masuk ke ruang tamu dengan kursi ukir dan pajangan-pajangan, saya dipersilakan masuk dan melihat-lihat foto yang ada di ruangan tersebut. Foto keluarga, foto pernikahan beliau, foto Pak Pierre, sampai foto pernikahan putra semata wayangnya.

Bertemu dengan pelaku sejarah membuat saya betah berlama-lama bercengkrama dengan Ibu Mitzie, tak segan ia menceritakan kehidupan pribadi dari sang adik sampai koleksi foto-foto unpublished yang menurut saya tak cukup waktu untuk menceritakan semua susunan gambar yang sudah tertata rapi di album tersebut. Koleksi fotonya banyak sekali, dari masa anak-anak hingga dewasa yang dibuat seperti buku perjalanan hidup. Ibu Mitzie bercerita bahwa sebagian besar dari foto-fotonya tersebut adalah kiriman dari Kapten Pierre Tendean masa itu. Senangnya beliau mengijinkan saya untuk mengambil foto dari gambar yang sudah ada. Tapi sayangnya beliau berpesan untuk tidak menyebarluaskan foto-foto Pierre Tendean yang diambil bersama orang lain karena alasan menghormati pihak lain tersebut.

Saya selalu terpukau dengan cerita dari Ibu Mitzie, kami bercerita seakan teman lama sekali yang sedang bertemu rindu (sok akrab deh :p). Tanpa diminta ibu juga mengeluarkan koleksi lainnya yang masih ia simpan dari Pak Pierre. Kaos berkerah, celana jeans merk LEE, juga ikat pinggang. Saya diperkenankan untuk memegangnya, memeluknya (well, ini berlebihan), juga mengabadikannya.


Celana Jeans Milik Pierre Tendean

Hanya itu saja yang dapat saya berikan untuk para pecinta yang penasaran dengan benda kenangan Pak Pierre Tendean yang saat ini masih disimpan dengan baik oleh Ibu Mitzie. Saya juga tidak tahu apakah saya dapat izin untuk mempublikasikan lebih banyak jika berkesempatan mengabadikan gambar beliau lagi. We never knew what will happend, right?. Tapi semoga beliau berkenan dengan foto yang saya share kali ini. Karena memang foto-foto Pierre Tendean yang saya share di sini sudah pernah ada di majalah-majalah tempo dulu yang sudah terbilang rare untuk kita temukan saat ini.

Disela-sela bercerita Bu Mitzie banyak berpesan salam bahasa Jawa campur Inggris, "You ojo melu-melu, ya? Be careful of yourself, don't really trust with everyone. Wes wes pokoke ojo melu-melu."
Tanpa terasa hari semakin siang dan saya tidak akan membuatnya kelelahan dengan tamu tak diundangnya. Saya berpamitan, tetap terulang-ulang kata-kata dari bibirnya,"Ojo melu-melu, ya. We never knew what will happen."

Sebenarnya masih ingin berlama-lama mendengar ceritanya, tapi hari semakin siang dan saya tidak akan mengganggu waktu istirahat siangnya. Diantarnya saya sampai dibukakan pintu gerbang, pintu yang selalu ditutup rapat-rapat dan hanya beliau sendiri yang tinggal di dalamnya. Seperti ingin mengasingkan diri dari perjalanan masa. Saat berpamitan beliau masih saja berpesan untuk berhati-hati. Saat saya berjalan menjauh dari gerbangnya, saya mencoba untuk menoleh, dan ternyata Ibu Mitzie masih menatap saya dari depan gerbangnya. Sampai saya berada di ujung jalan, saya lihat pula bayangannya menghilang.
Sungguh terbayar rasa sejuta rindu saya terhadapnya. And you know ? We will never knew what will happen, right? ;)


Semoga Ibu sehat selalu ya ..
Salam hangat ;)






Tuesday 3 March 2015

Q10 Dream-a-land (part.II)

0

Taaddaaa ...
Setelah sekian lama tidak meng-utak-utik blog ini, ternyata saya masih punya hutang untuk berbagi kata-kata manis di Dorama Q10.
Karena saya sudah selesai menghabiskan semua episode di drama ini, jadi saya rangkum kelanjutan dari tulisan sebelumnya, dari episode 2 sampai tamat.
Ini adalah pertama kalinya saya melihat acting member AKB 48. Actingnya benar-benar datar tapi sangat lucu di sepanjang drama. Di Q10 Maeda pun berbicara persis seperti robot. Adegan menariknya ketika Kyuto (Q10) selalu mengulang kalimat-kalimatnya, selain itu di episode 2 , Kyuto (Q10) selalu tertidur tiba-tiba dan sedang hujan, Heita langsung membungkus tubuh Kyuto (Q10) dengan plastik & menggendongnya. Saya sempat berpikir untuk bisa seperti Kyuto .. hihihi .. *abaikan*
berikut rangkumannya :D :D


episode 2
  • Ketika melewati hari-hari yang membosankan, tiba-tiba sesuatu yang indah bersinar muncul. Seperti biasa, kita selalu mencoba untuk menggapai sesuatu yang bersinar itu. Namun ketika kita berhasil meraihnya, meski hanya sejenak, kita harus kembali dan kembali lagi ke ruangan kelas yang hampa.
  • Segala sesuatu yang menghubungkan kita dengan dunia ini munurutku adalah hal yang berharga.
  • Putri Duyung hanya bisa hidup dilaut, tapi dia pergi ke darat, menurutku itu tindakan yang bodoh.
    "Benar itu tindakan bodoh, tapi kurasa dia sadar. Dia berusaha hidup di daratan dan meninggalkan lautan, itu karena dia benar-benar terobsesi dengan seorang manusia. Jatuh cinta yang sangat mendalam, sampai kau lupa hal-hal penting seperti makan dan tidur."
  • Apakah buruk terobsesi dengan sesuatu?
    Kurasa tidak, jika kau tidak memiliki perasaan itu, kau tidak akan maju. Dengan kau memiliki perasaan itu, akan memacumu untuk maju dan berjuang untuk mencapainya.
  • Apa yang membuat mereka senang?
    "Aku akan bayar uang kontrakanmu" atau
    "Aku akan bayar asuransimu"
  • Cinta itu sebuah revolusi. Segala yang ada di kepalamu bisa tiba-tiba terbalik. Jika hanya sekedar "Seseorang yang kau kagumi" atau "Seseorang yang cocok", sepertinya tidak akan membuat isi kepalamu terbalik bukan? Maksudku, cinta tidak akan datang pada seseorang yang berpikiran sempit seperti itu.

  • Jika Anda lakukan jatuh cinta dan segala sesuatu yang Anda tahu ternyata terbalik. apa yang terjadi pada Anda setelah itu?-ada akan menjadi berbeda "Anda", itulah cinta
  • Tidak seperti aku masih cinta padanya atau apa, tapi aku ingin mempertahankan cara bagaimana yang aku rasa saat itu.
  • Hal-hal yang menghubungkanku ke dunia ini tidak peduli seperti apa orang yang datang untuk mencintai .. semua akan baik-baik saja. dan ternyata segala sesuatu yang kau pikir kau tahu, terbalik dan dalam ke luar. semuanya sangat menarik.



episode 3
  • Angin yang sama tidak akan berhembus dua kali. Ditengah-tengah itulah kita semua hidup.


  • Aku bermimpi. Kyuuto adalah manusia dan aku adalah robot. Ketika aku bertanya sambil menangis, mengapa aku bukan manusia. Kyuuto datang disampingku dan berkata. "Menjadi manusia atau bukan, bukanlah masalah. Saat ini kau dan aku, kita berdua adalah manusia. Saling khawatir, perduli pada teman, kita melakukan itu. Manusia yang dicintai banyak orang, bukankah itu cukup manusiawi?"


episode 4

  • Sungguh luar biasa. Bahkan Kyuuto pun memiliki tujuan hidup. Dan karena itu, dia berusaha demikian keras. Sedangkan aku? Apa yang harus kulakukan kemudian?
  • Aku bukan ingin menjadi seseorang yang aku mampu, melainkan aku ingin menjadi seseorang yang aku inginkan.

  • Apakah manusia harus selalu jujur pada dirinya sendiri? Tidak sabar, frustasi, karena mambayangkan apa yang akan terjadi di masa depan. Aku ingin sekali menggambarkan apa yang aku inginkan, tapi jika aku menulisnya, pasti orang lain tidak akan percaya. Ingin aku mengatakan "Aku tidak apa-apa" tapi bukan karena ingin menyenangkan orang lain. Juga dapat mengatakan "Terima kasih, Aku akan berusaha", padahal seberapa sering pun aku berusaha hasilnya tidak ada. Tapi suatu saat, aku pasti bisa melakukannya.


  • Sebagian manusia di dunia ini, beranggapan "segalanya akan baik-baik saja" dan tidak ada yang dapat mereka lakukan. Itu adalah yang sering kita katakan "Perbuat yang terbaik". Dan itu berkembang semakin besar, tapi kemudian akan menjadi kepingan disana-sini. Jadi, sebagai sesuatu yang terpenting, sesuatu yang begitu berharga jauh di dalam hati, tidak akan mudah untuk dihancurkan. Genggamlah erat-erat, supaya tidak lepas lagi. Aku tahu ini akan menghilang suatu hari, tapi aku akan jaga dengan lebih waspada.



episode 5
  • Kekuatan adalah sesuatu yang menakutkan. Begitu kita memilikinya, kita ingin menggunakannya. Kau berfikir bahwa seseorang dengan kekuatan, bisa melakukan segala sesuatu, bahkan sampai merusak dunia ini.


  • Menurutmu, kenapa aku mempunyai rambut merahku? Itu agar aku tampak mencolok. Semuanya melihatku dan kaget, lalu saat itu aku berfikir kalau "Aku disini!".
  • Dalam situasi keputus asaanku. Aku belajar menerima ketidakadilan dunia. Lalu aku menyadari, tidak hanya aku yang mengalaminya. Jadi aku mengetahui, hal seperti kebencian dan kecemburuan mirip dengan batuan. Sedikit demi sedikit mereka akan hancur. Tapi sekecil apapun mereka, mereka tidak akan lenyap.



episode 6

  • Keinginan manusia itu ada batasnya. Ketika aku menjadi terobsesi, aku tidak bisa menghentikannya. Kupikir, aku bisa melakukan apapun yang kusuka. Itu sangat buruk.



episode 7
  • Orang yang memiliki keberanian akan memenangkan pertarungan.



episode 8

  • Hal yang menakutkan adalah orang yang tidak memiliki pengalaman menyedihkan. Tapi, hal paling menakutkan adalah ketika kau tidak pernah memikirkan tentang kesedihan. Dengan kata lain, musuh terbesarmu adalah di dalam dirimu sendiri.
  • Pertemuan adalah awal dari perpisahan. Kau akan berpisah dengan orang yang kau temui.



episode 9 (End)

  • Kyuuto mungkin ciptaan imajinasiku. Tapi setiap kali aku melihat sesuatu, kupikir Kyuto mungkin akan muncul. Pertama kali aku melihatnya dalam perjalanan khayalan di lingkar bulan. Kami berbulan madu sambil mendengarkan suara es yang meleleh. Hari dimana aku membawa anak-anak keluar dibawah pohon berusia 1000 tahun.



  • Aku yakin bahwa cinta, keberanian, dan perdamaian memang ada di dunia ini.



Yiiaaaahhaaa ... sebenarnya saya selalu ingin menyaksikan lagi dan lagi drama ini, drama yang cukup ringan dan mudah dimengerti serta menyentuh. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari drama ringan ini, tentang keluarga, persahabatan, pergaulan, cita-cita, kepercayaan, serta cinta.

Sekian yang bisa saya tulis di sini, Semoga bermanfaat.
Salam hangat ;)

Wednesday 28 January 2015

Q10 Dream-a-land

0

Heyho..
Berhubung akhir-akhir ini cuaca sedang tidak mendukung untuk saya bisa berkelana, alhasil saya menjadi sangat pemalas sekali, bahkan untuk berpisah dengan selimut-pun adalah hal yang sangat menguras nyali dan mengharu-biru. (ah, abaikan -_-)

Kali ini saya akan berbagi tulisan yang saya dapatkan setelah menyaksikan J-Drama, drama asal Negeri Sakura yang sudah tidak baru lagi tapi tidak terlalu terlambat juga untuk dinikmati, Q10. Karena drama seri, saya menyaksikannya per episode, maka akan saya rangkum beberapa kata-kata yang menurut saya menarik berikut ini.

Q10 bercerita tentang seorang siswa SMA biasa bernama Heita Fukai (Takeru Sato) yang pemalu dan tidak pernah jatuh cinta. Karena penyakit jantung yang dideritanya, Heita tak pernah mengikuti kegiatan olahraga. Suatu hari ia melihat seorang gadis yang tertidur di ruang laboratorium sekolah. Saat tak sengaja menyebut kata "Q10" gadis itu terus mengikuti Heita kemana pun ia pergi. Ternyata gadis itu adalah sebuah robot, bernama Q10 (Maeda Atsuko). Sejak pertemuan itu hidup Heita mulai berubah. Heita mulai jatuh cinta dengan robot.  Robot yang diaktifkan dengan tidak sengaja saat Heita  menyentuh gigi-nya.

Film ini mungkin hanya fiksi, tapi sejak awal saya menyaksikannya saya sudah banyak menemukan kata-kata yang banyak mengandung nilai kehidupan saat Heita bermonolog. Sungguh saya berulang-ulang dalam menyaksikan satu episode saja :D. 



Orang-orang di dunia ini, siapa yang lebih penting dari dirimu? Apakah seseorang seperti itu benar-benar ada? 
Contohnya, sesuatu yang bisa mengubah hidupku. 

Mengutarakan perasaan seperti di TV. Memakai baju seperti di majalah. Berkencan di tempat semua orang berkencan. Ciuman seperti adegan di film.

Di tengah malam, aku bertanya dan bertanya pada diriku… 

Itu akan bagus jika bukan aku, benar kan? Itu akan bagus jika bukan kau, benar kan? Orang yang ada di sebelahku akan melakukannya juga, benar kan? Apakah ada alasan mengapa kita berdua? Hal itu dapat dimulai kapanpun dan berakhir kapanpun. 

Sesuatu yang dijual… apakah itu benar-benar cinta? Hal itu tak dijual dimanapun, tak bernama, jatuh cinta pada seseorang seperti itu adalah sesuatu yang ajaib? 
Seseorang di planet ini yang lebih penting dari dirimu…  



Kenapa dulu kau ingin menyentuh gigiku?
Karena ketika itu aku merasa mereka bisa bersuara seperti musik. Gigi itu mirip dengan tuts piano, jadi "Orang ini suaranya seperti apa ya?"



Setiap manusia memiliki sesuatu yang orang lain tidak bisa mengerti. Seberapa keras kita berusaha, kita tidak akan bisa mengerti, jadi lebih baik kita berpura-pura tidak tahu. Itulah yang disebut "Kebaikan".


Manusia tidak memiliki tombol reset. Ketika manusia ingin memperbaiki sesuatu, mereka harus meminta pertolongan. Jika kau berteriak dengan suara yang keras, seseorang akan datang menolongmu. Itulah peraturan antar umat manusia.


Mereka sudah mati, apa boleh buat. Bagaimanapun mereka takkan kembali.


Itu baru beberapa kalimat yang saya temukan di episode pertama drama tersebut, untuk episode selanjutnya akan saya tulis lagi jika memang banyak hal baik yang bisa saya bagikan.


Semoga bermanfaat, ya..
Salam hangat ;)



Tuesday 27 January 2015

Catatan Awal Tahun Yang Belum Terlambat

0


Yaps, sebenarnya sudah lama sekali saya ingin menulis, corat ini coret itu, bahas ini dan itu sampai tak tahu lagi arah cerita. Hanya saja saya sedang sok sibuk mendamaikan dunia *abaikan.

Jika sebelumnya saya menulis tentang perjalanan saya ke tempat yang menurut saya menarik dan ingin berbagi tips hemat menuju ke tempat tersebut, kali ini saya akan menuliskan cerita yang mungkin-agak-tidak-terlalu penting untuk dibaca.

Tulisan ini adalah tulisan pertama saya di tahun 2015, masih terhitung baru memang tahunnya, masih hitungan awal tahun, tapi untuk mengucapkan tahun baru apakah masih belum terlambat?
Saya berpikir bahwa itu sama dengan resolusi-resolusi tahun sebelumnya yang belum pernah tersentuh, apalagi tercapai. Resoulusi yang hanya ada di catatan iseng untuk ikut meramaikan list tujuan hidup. Tapi untuk mewujudkannya, apakah sudah terlambat?

Buat saya pribadi tidak ada kata terlambat untuk melakukan hal baik apapun, bahkan ketika kita menyadari bahwa kita selama ini melakukan kesalahan. Begitupun yang ada hubungannya dengan orang lain, ketika kita menyadari bahwa kita bertemu dengan orang yang salah bukan berarti bahwa kita juga harus menyalahkan keadaan. Bisa jadi resulosi kita yang belum tercapai di tahun sebelumnya juga karena keadaan yang belum mendukung. Tapi apapun yang menghalangi dan kapanpun resolusi tersebut tercapai, tetaplah hal tersebut merupakan pencapaian terbaik kita. Kenapa saya bilang pencapaian terbaik, karena hal tersebut adalah hasil dari keberanian kita menghadapi segala keadaan dan usaha kita untuk mewujudkan segala mimpi yang harus diwujudkan.

Terlambat, buat saya belum. Terlambat adalah sebuah kata yang menurut saya sangat menghambat kita untuk melakukan sesuatu di luar waktunya. Apalah arti kata terlambat jika kita bisa melakukannya terlalu cepat? Dan apalah arti kata terlambat jika apapun yang kita lakukan -di luar dari waktunya- adalah hal yang sangat berarti untuk kita atau bahkan orang lain?

Walaupun memang agak lambat, tapi memang sebaiknya jangan membuat orang lain terlalu lama menunggu. Karena ada hal-hal tertentu yang jika terlambat sedikit saja, akan berakibat fatal. Semoga kita masih bisa diberi kesempatan untuk mewujudkan mimpi-mimpi tertunda yang belum sempat kita wujudkan, tentang segala resolusi, pencapaian, dan harapan.

Selamat mewujudkan mimpi yang belum terlambat untuk diwujudkan, salam hangat ;)